PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
Pengertian Kognitif
Istilah cognitive berasal dari kata cognition,
yang berarti knowing atau mengetahui, yang dalam arti luas berarti
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Secara
sederhana, dapat dipahami bahwa kemampuan kognitif adalah kemampuan yang
dimiliki anak untuk berfikir lebih kompleks, serta kemampuan penalaran dan
pemecahan masalah.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi
populer sebagai salah satu ranah psikologis manusia meliputi perilaku
mental yang berhubungan dengan pemahaman, pengolahan informasi, pemecahan
masalah dan keyakinan. Untuk memberikan pemahaman yang lebih utuh, berikut kami
kutip beberapa pendapat ahli.
Menurut Chaplin dalam karyanya “Dictionary of Psycologhy”
menyatakan bahwa kognisi adalah konsep umum yang mencakup seluruh bentuk
pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, menilai, memerhatikan, menyangka,
membayangkan, menduga, dan menilai. Sedangkan menurut Mayers (1996) menjelaskan
bahwa kognisi merupakan kemampuan membayangkan dan menggambarkan benda atau
peristiwa dalam ingatan dan bertindakberdasarkan penggambaran ini.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa kognisi adalah
istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas
mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan.
Tahap Perkemgangan
Kogntif Anak
Seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif dan
psikologi anak, Jean Pieget, mengklasifikasikan perkembangan kognnitif
anak menjadi 4 tahap, antara lain,:
(1) Tahap Sensory Motor ( berkisar antara
usia sejak lahir sampai 2 tahun)
Gambarannya, bayi bergerak dari pergerakan refleks instinktif
pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis.
(2) Tahap Pre-0perational (berkisar antara
2-7 tahun)
Gambarannya, anak mulai mempresentasikan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar. (kata dan gambar menunjukan adanya peningkatan
pemikiran simbolis)
(3) Tahap Concrete Operarational (berkisar
antara 7-11 tahun)
Gambarannya, anak dapat berpikir secara logis mengenai hal
yag konkret dan mengklasifikasikan benda kedalam bentuk yang berbeda.
(4) Tahap Formal Operational (berkisar
antara 11-15 tahun)
Gambarannya, remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak,
logis, dan idealistis.
Menurut Piaget, perkembangan tahap tersebut merupakan hasil
perbaikan dari perkembangan tahap sebelumnya. Penting bagi calon guru dan guru
professional untuk menghindari pemahaman bahwa teori perkembangan diatas pasti
berlaku sepenuhnya kepada anak (siswa). Tahapan perkembangan versi Piaget
tersebut pada dasarnya hanya merupakan outline (garis besar) yang berhubungan
dengan kapasitas kognitif tertentu yang berkembang dalam diri anak (siswa) dari
masa ke masa. Hal ini menunjukan bahwa teori temuan sang jenius Piaget meskipun
lugas dan ilmiah, tapi tidak bebas kritik.
C. Hubungan Kognitif dengan Tingkah laku dan Hasil
Belajar
Perkembangan kognitif pada seorang individu berpusat pada
otak. Dalam perspektif psikologi kognitif, otak adalah sumber sekaligus
pengendali ranah-ranah kejiwaan seperti ranah afektif (rasa), dan ranah
psikomotor (karsa). Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang anak (siswa)
dapat berfikir. Selanjutnya, tanpa berfikir mustahil anak (siswa) tersebut
dapat memahami faedah materi-materi yang disajikan guru kepadanya. Akan
tetapi fungsi afektif dan psikomotor pun dibutuhkan oleh anak (siswa), sebagai
pendukung dari fungsi kognitif.
Dari uraian diatas dapat dipahami, bahwa hubungan kognitif dengan
hasil belajar sangat berperan penting. Tanpa adanya fungsi kognitif pada anak
(siswa), maka ia (anak/siswa) tidak akan mampu untuk memahami apa yang
disampaikan guru, sehingga hasil belajarnya pun akan kurang maksimal. Bagaimana
ia bisa memperoleh hasil yang baik jika materi yang disampaikan guru pun tidak
ia pahami.
D. Manfaat Memahami Perkembangan
Kognitif Anak (Siswa) bagi Guru
Beberapa manfaat
bagi guru dan calon guru yang memahami perkembangan
kognitif
siswa, antara lain :
Guru dapat memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada
siswa sesuai
dengan tingkat perkembangannya..
Guru dapat mengantisipasi kemungkinan timbulnya kesulitan
belajar siswa, lalu
mengambil langkah
untuk menanggulanginya.
Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai
proses belajar
mengajar bidang studi
tertentu.
KESIMPULAN
Kognisi adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pengetahuan.
Tahap perkembangan kognitif ada 4, antara lain :
1. Tahap Sensory Motor (
berkisar antara usia sejak lahir sampai 2 tahun)
2. Tahap Pre-0perational
(berkisar antara 2-7 tahun)
3. Tahap Concrete
Operarational (berkisar antara 7-11 tahun)
4. Tahap Formal
Operational (berkisar antara 11-15 tahun)
Fungsi kognitif berpusat pada otak, dan hubungan kognitif dengan
hasil belajar sangat berperan penting. Tanpa adanya fungsi kognitif pada anak
(siswa) maka ia (anak/siswa) tidak akan mampu untuk memahami apa yang
disampaikan guru, sehingga hasil belajarnya pun akan kurang maksimal. Bagaimana
ia bisa memperoleh hasil yang baik jika materi yang disampaikan guru pun tidak
ia pahami.